Rumah makan menyerupai Raminten memang saya cari setiap berkunjung ke Yogykarta atau Jogja.
Rumah makan yang menyajikan kudapan khas Yogya tapi ditempat yang lebih higienis dan nyaman untuk membawa rombongan kenalan, keluarga atau anak-anak. Tentu kalau dengan sahabat erat yang tidak terlalu banyak, saya akan menentukan duduk lesehan diatas trotoar atau dipinggir lapangan makan sego kucing ala angkringan. Sebenarnya rumah makan dengan sajian gudeg lebih banyak yang nyaman, namun kadang dimalam hari kita menginginkan hidangan yang lebih ringan.
Rumah makan yang menyajikan kudapan khas Yogya tapi ditempat yang lebih higienis dan nyaman untuk membawa rombongan kenalan, keluarga atau anak-anak. Tentu kalau dengan sahabat erat yang tidak terlalu banyak, saya akan menentukan duduk lesehan diatas trotoar atau dipinggir lapangan makan sego kucing ala angkringan. Sebenarnya rumah makan dengan sajian gudeg lebih banyak yang nyaman, namun kadang dimalam hari kita menginginkan hidangan yang lebih ringan.
The House of Raminten terletak di Jl FM Noto, Kota Baru. Letaknya sempurna disebelah Mirota Kotabaru, yang saya rasa semua orang Yogya tahu letaknya. Raminten hanya buka dimalam hari. Atmosfirnya semenjak dari pintu masuk sudah sangat Yogya, hingga kekamar mandi. Semua interior bernuansa kayu dan kerikil alam, dengan hiasan lilin apung dan bunga mawar sekaran segar ala orang-orang Yogya lama. Aroma dupa juga terhirup walaupun tidak pekat sebab outdoor sehingga terbawa angin.
Tempat makan memenuhi seluruh halaman rumah. Ya, Raminten memang terletak dihalaman sebuah rumah. Dihalaman depan untuk lesehan dengan meja-meja kecil untuk berdua dengan atap terbuka, namun sanggup digabung kalau rombongan besar. Dihalaman tengah ada pendopo besar juga untuk lesehan rombongan yang agak besar. Di samping kanan untuk rombongan tapi duduk di kursi. Sedangkan disamping kiri dibentuk tingkat dua, dibawah pendopo untuk lesehan rombongan, sedangkan diatas dengan meja-meja kecil tampaknya untuk pacaran.
Untuk menghadirkan suasana yang lebih santai ditengah keklasikkan itu, maka service dikonsep gaul. Mulai dari namanya yang bukannya Rumah Makan Raminten tapi The House of Raminten. Lalu ikon Raminten sendiri yang perlu diperjelas jenis kelaminnya hehehe… Tulisan didinding yang lucu-lucu, misalnya: Kami semua SLB. Kalau agak usang dalam melayani harap maklum sebab kami kenthir. Dan tentu saja para pelayannya yang walaupun menggunakan pakaian Jawa kemben, tapi dipilih yang muda, segar, manis dan ganteng. Yang agak mengganggu yakni alunan lagu keroncong-nya terlalu keras sehingga menganggu keasyikan mengobrol.
Rumah makan ini selalu penuh setiap hari. Jika anda membawa rombongan besar dan ingin kawasan yang yummy untuk berlama-lama, hendaklah mengirim satu orang berangkat lebih dulu untuk mengincar tempat, sebab di tiap weekend dan hari libur tidak mendapatkan reservasi tempat. Pelayanannya agak usang walaupun tidak terlalu usang mengingat banyaknya pengunjung. Jadi, saat tiba teman-teman harus mendaftar dulu di resepsionis, kemudian menunggu dikursi yang telah disediakan. Nanti teman-teman akan dipanggil kalau sudah ada dingklik kosong.
Menu utama yang disajikan yakni sego kucing. Rasanya enak, dengan penyajian yang lebih baik tentunya daripada di angkringan. Selebihnya sama saja, ada komplemen berupa ayam, sate telor puyung, sate kerang, tempe dan lain-lain. Namun tanpa komplemen inipun, sudah cukup sebab sudah dilengkapi sambel teri dan oseng-oseng tempe. Tentu saja kenikmatannya beda dengan angkringan, sebab di angkringan kita sanggup eksklusif comot hidangan yang kita inginkan dari angkringan bakul-nya. Selain sajian utama masih ada sajian lain menyerupai mie goreng dan sebagainya. Minuman juga majemuk dari es tape, es campur dan tentunya jamu. Favorit saya yakni es beras kencur. Eunak dan sueger. Harga? Menurut saya sedang saja, tidak mahal.
Update 16/4/2017
Tips: saat pesan sekalian banyak saja semoga nggak nambah, soalnya kalau nambah sehabis pesanan pertama datang, pelayan tidak segera melayani. Mungkin sebab kini sudah ramai sekali ya sehingga rasio antara jumlah pelayan dan pengunjung sudah tidak seimbang. Terakhir kesana sudah bilang sama mas-mas yang beres-beres meja kalau mau nambah, tapi mbak-mbak yang taking order nggak tiba juga. Setelah capek ngomong 5x sama mas-mas yang beres-beres tapi nggak ada mbak-mbak yang datang, karenanya kami pulang saja.
Nasi bakar Rp 16.000,-
Tela Rp 7.000,-
Es beras kencur Rp 6.000,-
Es teh Rp 3.000,-
Pancake Rp 10.000
Es kunir asem Rp 6.000,-
The House of Raminten
Jl Faridan M Noto No.7 Yogyakarta
Telpon 0274 547315 - 586928
Update 16/4/2017
Tips: saat pesan sekalian banyak saja semoga nggak nambah, soalnya kalau nambah sehabis pesanan pertama datang, pelayan tidak segera melayani. Mungkin sebab kini sudah ramai sekali ya sehingga rasio antara jumlah pelayan dan pengunjung sudah tidak seimbang. Terakhir kesana sudah bilang sama mas-mas yang beres-beres meja kalau mau nambah, tapi mbak-mbak yang taking order nggak tiba juga. Setelah capek ngomong 5x sama mas-mas yang beres-beres tapi nggak ada mbak-mbak yang datang, karenanya kami pulang saja.
Nasi bakar Rp 16.000,-
Tela Rp 7.000,-
Es beras kencur Rp 6.000,-
Es teh Rp 3.000,-
Pancake Rp 10.000
Es kunir asem Rp 6.000,-
The House of Raminten
Jl Faridan M Noto No.7 Yogyakarta
Telpon 0274 547315 - 586928
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon