Niatnya memang mau makan sate klathak. Maka browsinglah perihal sate klathak. Ada tiga nama yang muncul alasannya lebih populer dari yang lainnya. Dua diantaranya ialah Pak Bari dan Pak Pong. Lama dulu saya pernah ditraktir teman saya di dalam pasar Wonokromo, Jejeran. Barutau dari googling kalau itulah Pak Bari. Maka diputuskan mencari Pak Pong alasannya selain belum pernah, juga alasannya review tempatnya yang lebih yummy dan luas.
Benar saja, hingga di Pak Pong, dua satpam dengan sigap mengarahkan kendaraan beroda empat dan membantu menyeberang di Jl Sultan Agung (dekat stadion utama) yang sangat ramai dan pada ngebut. Tempat duduk juga masih ada meski rumah makan sudah ramai. Setelah menuliskan pesanan, petugas menyampaikan bahwa hidangan akan tersedia dalam lebih dari satu jam! Whaaat? Saya penyuka jajan tapi kalau harus menunggu selama satu jam lebih, meski di rumah makan terkenal, rasanya saya bukan orang yang sesabar itu.
Lalu kami menuju ke pasar Wonokromo. Kalau dari arah Jogja (terminal Giwangan), sesudah perempatan Jejeran ke selatan (lurus) sedikit, kemudian belok kiri sempurna sesudah pasar habis. Kalau dari arah Pak Pong atau Jl Parangtritis atau Tembi, di perempatan Jejeran belok kanan, kemudian belok kiri sempurna sesudah pasar Wonokromo. Ancar-ancarnya ada plang MTsN. Disitu juga ada sate Pak Jono tapi saya belum pernah mencoba. Kalau bingung, berhenti dan bertanyalah dengan warga sekitar. Saya sempat galau dan bernyata juga, alasannya sudah lupa letak persisnya.
Teko hijau itu untuk jok (menambah) teh hangat jikalau habis diminum. |
Sate pak Bari buka sesudah maghrib alasannya siangnya untuk kios pasar, jadi waktu yang paling sempurna kesana ialah sesudah sholat maghrib alasannya semakin malam semakin ramai. Tempatnya sederhana, tapi berdasarkan saya malah lebih nyeni heheheee.... Kita sanggup menentukan duduk lesehan didalam pasar atau duduk di dingklik beratapkan langit. Tapi daerah ini higienis lo.
Pesan makanan disini nggak pakai lama. Entah kalau lebih malam ya? Yang wajib dipesan tentu saja sate klathak. Sate klathak pak Bari ini empuk, nggak nyakut sedikitpun di gigi saya yang banyak lubang. Rasanya itu lo... benar-benar daging kambing alasannya tidak terlalu banyak bumbu. Aromanya jadi ibarat American steak yang mengutamakan citarasa daging daripada bumbunya. Sempet heran juga mendengar meja sebelah memesan setengah matang alasannya umumnya sate itu garing. Mungkin alasannya citarasanya ibarat steak inilah jadi ada yang memesan setengah matang.
Untuk minum pesanlah teh hangat. Tehnya kental dan ada rasa sepetnya khas teh Jawa. Teh hangat disini memakai gula batu, sedangkan yang masbodoh memakai gula pasir. Disediakan pula jok (teko untuk menambahkan teh hangat jikalau habis diminum). Untuk jeruk hangat tidak ada tambahan.
Sate klathak dengan irisan besar-besar. Satu porsi jatahnya dua tusuk besi. |
Harga? Heheheee jauh lebih murah dari steak. Untuk 7 porsi sate, 7 porsi nasi, 2 porsi gule, 2 porsi tongseng, 2 gelas teh hangat dan 2 gelas jeruk hangat hanya menghabiskan Rp 170.000,-
Sate klathak Pak Bari ini menerima kehormatan masuk ke dalam daftar kunjungan tetap kami. Halaaah hihihiii.... Pokoknya recommended deh. :))
Sate Klathak Pak Bari
Pasar Wonokromo
Setelah Perempatan Jejeran
Jl. Imogiri Timur
Bantul - DIY
Telp. 081328800165
Telp. 081328800165
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon