Road trip di Jawa Tengah bab tengah sudah usang banget menjadi obsesi saya. Setelah seumur hidup cuma lewat saja, kali ini diniatkan untuk mengenal lebih dekat. Meski sudah niat, ternyata kami cuma punya waktu 2 hari 1 malam saja. Waaah sanggup apa ya?
Karena cuma punya waktu sedikit, kami putuskan untuk fokus dibagian barat dan utara saja. Kami memulai perjalanan dari Jogja pagi hari dengan santai dan sempat mampi di Purworejo untuk sarapan. Perjalanan awalnya berjalan lancar tapi tersendat semenjak memasuki wilayah Kebumen alasannya yaitu memang dalam suasana liburan.
Di wilayah Banyumas, terjadilah sedikit kehebohan alasannya yaitu minimnya penunjuk jalan ke arah Baturraden. Meski ada penunjuk jalan ke daerah sekitar, tapi hendaknya Baturraden sebagai destinasi wisata utam disana disebutkan secara khusus. Seringkali wisatawan dari luar kota kurang paham di kota apa persisnya obyek wisata tersebut. Baturraden ini contohnya yang ternyata berada di wilayah Kabupaten Banyumas, padahal lebih dikenal berada di Kota Purwokerto. Jika wisatawan masuk dari selatan tentu kejauhan. Semoga pemerintah daerah Banyumas sanggup sudah mengantisipasi hal ini sekarang.
Memasuki tempat Lokawisata Baturraden, cuaca berubah drastis. Tiba-tiba hujan mengguyur sangat deras hingga kesulitan melihat jalan dengan jelas. Padahal rencananya kami mau makan siang dulu. Buru-buru aku membuka ponsel untuk mencari tempat makan yang recommended. Setelah 2 kali memutar, tak usang ketemu juga warung tersebut.
Baca: Warung Koboi Baturaden
Setelah makan siang, kami menuju Lokawisata Baturraden dengan suasana hujan deras yang terus mengguyur. Akibatnya, terjadi kekisruhan antara mobil-mobil yang akan parkir alasannya yaitu tidak sanggup melihat batas jalan dengan jelas. Kontur tanah yang miring, menciptakan air yang membludak ke jalan mengalir dengan arus yang sangat deras. Ngeri juga, sih. Ada 2 kendaraan beroda empat yang terperosok alasannya yaitu terlalu minggir. Kami tidak mau memaksakan diri untuk parkir sempurna didepan pintu ibarat itu. Kami bersabar mencari parkiran yang lebih lega dan aman. Akhirnya, sanggup parkir di halaman sebuah villa yang memang difungsikan sebagai lahan parkiran umum. Ternyata dari situ pun cukup akrab dengan pintu gerbang.
Selama ini aku salah lo, ternyata bukan Batu Raden atau Baturaden tapi yang benar yaitu Baturraden. Di pencarian kata kunci di Google pun yang keluar yaitu Baturaden. Bahkan di artikel aku wacana Warung Koboi tersebut masih salah dengan menyebutkan Baturaden. Makara asal katanya bukan dari Batu Raden atau batunya seorang ningrat. Menurut legenda yang sering diceritakan masyarakat, yang benar itu Baturraden (double R) dari kata Batur dan Raden. Batur itu bahasa Jawa, artinya pembantu. Dikisahkan ada seorang putri ningrat yang jatuh cinta dengan seorang pembantu. Orangtua sang putri murka dan mengusir keduanya.
Obyek wisata seputar Lokawisata Baturraden ini sesungguhnya sangat luas. Tapi alasannya yaitu cuaca dan waktu, kami tidak sempat mendatangi Pancuran Pitu dan Kebun Raya. Kami fokus ke obyek wisata utama saja. Dengan membayar Rp 14.000,- ( Rp 13.500 untuk tiket masuk dan Rp 500 untuk asuransi), kita sudah sanggup menikmati akomodasi bak renang, cascadane, sepede air, papan luncu dan mandi air panas.
Pemandangan di obyek wisata ini cantik banget, cocok untuk seluruh anggota keluarga. Jika cuaca baik, sanggup seharian disini bermain air, trekking atau duduk-duduk saja. Jangan khawatir dengan jembatan yang sempat ambruk dan menyebabkan banyak korban dulu. Sekarang jembatan tersebut sudah diperbaiki dan kuat. Tapi tetap ada peringatan biar tidak over capacity. Jadilah pengunjung yang cerdas dengan peduli pada keselamatan orang lain. Dengan kata lain, jangan norak tidak patuh terhadap himbauan tersebut alasannya yaitu orang lain sanggup ikut celaka.
Waktu menciptakan artikel ini, cukup sulit untuk menentukan foto yang pemandangannya cantik alasannya yaitu semuanya bagus. Semoga foto-foto ini cukup mewakili keadaan disana. Foto-foto tersebut aku urutkan dari pintu masuk hingga pintu keluar.
Oh ya, untuk makanan, jangan khawatir. Didalam obyek wisata banyak penjual masakan hangat. Jangan lewatkan mendoan, ya. Mendoannya masih hangat dari wajan, pas sekali dengan suasana pegunungan.
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon