Jumat, 12 Oktober 2018

Info Mengenang Padang Sebelum Gempa

Sebelum gempa yang memilukan di Padang 30 September 2009 lalu, saya pernah post di blog usang saya perihal kemungkinan gempa dan tsunami di Padang, melihat letaknya yang berada dipinggir Samudra Indonesia. Dimusim liburan ini, saya memindahkan post tersebut untuk mengenang kesan saya sewaktu mengunjungi Padang sebelum gempa. Setelah gempa, saya belum pernah lagi kesana, namun agar Padang sudah berdiri kembali.

Padang yakni kota yang diberi berkah berada dipinggir pantai, walaupun ngeri juga ya kalau kena tsunami, apalagi Padang termasuk dalam daftar kota paling beresiko terkena tsunami didunia. Di kota-kota pantai utara Jawa, kebanyakan penduduknya mengggantungkan hidup sebagai nelayan dan menggantungkan hidup dari industri (tekstil, pengolahan ikan, garam bahkan terasi), sehingga kesan kota pantai yang kotor dan wangi menjadi sangat umum. Padang tidak demikian. Padang yakni kota yang bersih. Sungai-sungai kota yang bermuara ke bahari semuanya bersih. Mata pencaharian sebagai nelayan tidak terlalu mayoritas alasannya karateristik pantai selatan yang memang lebih ganas.

PANTAI PADANG
Pantai Padang terbagi 2 area tanpa sengaja. Satu area didominasi gerobak-gerobak pengasong. Di area ini banyak dijumpai gerobak yang menjual telor penyu. Dilindungi atau tidak ya? Kita sanggup makan ditempat dengan kursi-kursi plastik seadanya. Rasanya yummy dan gurih, tapi teksturnya tetap ibarat telor mentah walaupun telah direbus. Waktu kami datang, pantai ini kotor oleh sampah. Namun pedagang sekitar menolak jikalau itu sampah yang mereka buang. Mereka beralasan sampah tiba dari wilayah lain terbawa arus hingga Pantai Padang alasannya sehari sebelumnya terjadi ombak besar. Agak keselatan bahwasanya ada dok kecil untuk menyeberang ke Pulau Sikuai. Kabarnya resort di Samudra Hindia ini sangat indah. Namun alasannya malam sebelumnya TV setempat memperingatkan kemungkinan ombak besar, kami tidak berani menyeberang. Apalagi alasannya pernah menjadi korban gempa Yogya, saya habis-habisan menentang pandangan gres untuk menyeberang, takut tsunami. Di area sebelahnya, sudah ditata sangat rapi sehingga penduduk sanggup duduk-duduk di tenda-tenda penjual masakan dan minuman sambil menikmati pemandangan pantai. Sayangnya masakan disini kurang beragam. Kebanyakan mie rebus, mie goreng dan rujak. Tempat ini sangat ramai pada dikala matahari terbenam, sehingga macet total. Diantara kedua kawasan ini ada juga area bermain anak-anak.
PANTAI SITI NURBAYA
Pantai ini kami temukan tanpa sengaja alasannya tersesat ketika mencari Pantai Air Manis. Letaknya erat dengan Pantai Padang. Untuk ke pantai ini kita harus menyeberangi sungai melalui Jembatan Siti Nurbaya. Karena letaknya dimuara, didominasi oleh kapal nelayan. Disini juga ada kawasan pelalangan ikan namun tidak terlalu besar. Tepat sebelum naik ke jembatan, ada toko buah tangan kudapan Christine Hakim yang pernah dikunjungi Pak Bondan. Tapi saya tidak membeli buah tangan disini. Sepertinya tidak ada korelasi dengan Christine Hakim yang pemain film itu.
PANTAI AIR MANIS
Pantai Air Manis tidak terlalu jauh dari Kota Padang, sekitar 30 menit perjalanan. Namun separuh perjalanan cukup ngeri alasannya jalannya yang sempit naik turun tajam dan berkelok-kelok. Walaupun dibeberapa tikungan dibantu dengan reflector, namun tidak perlu ragu membunyikan klakson. Untuk rombongan yang memakai bis besar, biasanya turun memakai ojek alasannya cukup berbahaya jikalau turun tetap memakai bis besar. Waktu kita sudah hingga diwilayah pantai tapi masih diatas bukit, kita akan mendapati pemandangan yang sungguh menakjubkan, hamparan luas Samudra Hindia dilihat dari ketinggian. Sesampai dibawah, sebelum mencapai bibir pantai, kita melewati tengah-tengah perkampungan. Walaupun sederhana, perkampungan ini cukup rapi dan bersih. Tiket masuk disini tidak terang masuk kekantong siapa alasannya yang meminta bawah umur muda tidak beridentitas atau berseragam. Saya duga perjaka kampung itu. Namun harga tiket reasonable. Bagusnya lagi alasannya yang bertugas penduduk setempat, maka kebersihan lingkungan terjaga alasannya penduduk merasa mempunyai dan menjaga. Pagi itu saya lihat mereka menyapu pantai didekat rumah atau kawasan berdagang masing-masing. Bandingkan dengan Danau Limbungan / Danau Buatan Pekanbaru yang saya tulis sebelumnya. Sudah yang narik tiket pakai baju PNS, mahal, lingkungan danaunya kotor banget. Di Pantai Air Manis kita sanggup bermain air. Jika air surut, kita sanggup berjalan kaki ke pulau kecil didekatnya. Yang paling menarik disini tentu saja kerikil Malin Kundang beserta kapalnya. Bentuk kerikil Malin Kundang sendiri kurang terang alasannya terkikis air. Bentuknya bersujud, padahal selama ini yang saya tahu Malin Kundang masuk ke kerikil bertangkup. Kaprikornus salah ya? Kerepotan juga menjelaskan ke bawah umur legenda itu sungguh-sungguh terjadi atau tidak. Menurut anda bagaimana? Cendera mata disini tidak menarik dan terkesan asal saja.
Selain tempa-tempat tersebut diatas, masih sangat banyak yang sanggup dikunjungi didalam maupun agak keluar kota. Sayangnya waktu saya terbatas tidak sanggup mengunjungi semuanya. Namun jikalau saya diminta untuk menggambarkan Padang dalam satu kata sebelum gempa adalah: bersih.
1st published at www.burselfwoman.wordpress.com 12 April 2009

Info Mengenang Padang Sebelum Gempa Rating: 4.5 Diposkan Oleh: anton
Terima kasih sudah berkomentar