Minggu, 12 Agustus 2018

Info Tips Mengemudi Antar Kota



Sering saya mendengar bahwa untuk mengemudikan kendaraan beroda empat dijalan luar kota itu yang penting keahlian dan keberanian. Oleh sebab itu jarang wanita yang mengemudi antar kota. Ternyata itu tidak sepenuhnya benar. Sebelumnya pengalaman mengemudi terjauh saya yaitu Jogja-Magelang yang sudah saya hafal betul tiap kelokannya.
Namun kali ini saya ngotot untuk mengemudi di jalan antar kota yang belum pernah saya lewati sebelumnya sekalipun hanya
sebagai penumpang. Saya ingin tau sekali bagaimana rasanya. Akhirnya saya diijinkan mengemudi Bakauheni-Bandar Lampung selama sekitar 2 jam dan Palembang-Jambi selama sekitar 5,5 jam. Pengalaman ini semakin menantang sebab jalur Lintas Sumatra penuh dengan truk besar, sementara jalurnya juga melalui hutan-hutan yang jarang penduduk.
Belum lagi kondisi jalan rusak dibeberapa tempat yang bisa membahayakan bila refleks tidak bagus.
Pada menit-menit pertama, saya eksklusif mendapati bahwa keahlian dan keberanian bukanlah yang utama, melainkan kesabaran. Hanya dengan kemampuan rata-rata, jalur luar kota tidaklah mengerikan. Kesabaran menjadi yang utama sebab untuk mengemudi jarak jauh memerlukan daya tahan fisik dan konsentrasi dalam jangka waktu usang sampai berjam-jam. Kondisi tubuh dan pikiran harus rileks. Dengan begitu, refleks tetap terjaga. Handphone mutlak tidak usah dihiraukan. Jika berhenti untuk istirahat, contohnya di SPBU atau rumah makan, barulah cek semua panggilan handphone.
Yang sering terjadi di jalur luar kota yaitu terpancing untuk saling menyalip, apalagi bila jalan mulus berkelok menyerupai track F1. Pengemudi wanita dalam kota sering dianggap tidak piawai, sehingga meskipun jalurnya sudah benar, tetap saja sering diklakson. Tidak demikian di jalur luar kota. Karena sedikitnya pengemudi wanita luar kota, maka sopir-sopir truk dengan bahagia hati menunjukkan kesempatan untuk menyalip, bahkan bisa tiga truk gandeng sekaligus tersalip. Tapi bila malam tiba, sementara diluar kota jarang ada lampu penerangan jalan, maka sopir wanita diperlakukan sama dengan sopir laki-laki.
Dalam posisi iring-iringan, kesabaran harus dijaga. Kadang saking tidak sabarnya menyalip padahal pandangan kita tidak bebas, contohnya di kelokan atau di jalan naik turun (cilukba). Kadang begitu kendaraan beroda empat depan menyalip kendaraan beroda empat didepannya lagi, kita mengekor dibelakangnya, padahal pandangan kita terhalang kendaraan beroda empat tersebut. Mobil tersebut bisa saja mendadak banting setir kekiri bila melihat jalur lawan ada kendaraan beroda empat dan menciptakan kendaraan beroda empat kita terjebak papasan.
Perhatikan lampu rem kendaraan beroda empat didepan kita. Meskipun kita tidak melihat apa yang terjadi didepan kendaraan beroda empat tersebut, bila kendaraan beroda empat tersebut mengerem, kita harus ikut mengerem juga. Kita harus percaya dengan apa yang dilihat sopir depan dan bersabar menunggu gerakan kendaraan beroda empat tersebut selanjutnya, apakah berhenti atau berjalan normal kembali.
Jalan siang atau malam sama-sama ada untung ruginya. Jika jalan siang, jalan rusak atau berlubang lebih bisa kita tangkap meski dengan pandangan sepintas. Sementara bila jalan malam sulit sebab jarang jalur luar kota yang dipasangi lampu dikanan dan kiri jalur tersebut. Jika jalan malam, kita agak terbantu dengan sorot lampu kendaraan beroda empat dari jalur lawan untuk melihat apakah jalur lawan kondusif atau tidak untuk menyalip di kelokan dan di jalan cilukba. Sementara bila jalan siang, lebih baik tidak menyalip dikelokan. Menyalip di jalan cilukba di siang hari masih memungkinkan asal pandangan kita bebas ketika berada di atas gundukan.
Bagaimana bila ada ambulance lewat? Para pengemudi sering memanfaatkan ambulance sebagai vooreijder agar bebas kendala dan bisa ngebut. Sebaiknya hal tersebut tidak dilakukan sebab arak-arakan dalam kecepatan tinggi sangat berbahaya, contohnya bila ada pengereman mendadak atau salah satu sopir dari mobil-mobil itu hilang konsentrasi sebab terlalu usang fokus dalam kecepatan tinggi.
Mengemudi yang tidak sabar hanya akan menghasilkan stress dan fisik yang cepat lelah. Ciri-cirinya yaitu ketegangan di urat-urat leher yang lama-lama bisa menciptakan pusing. Jika sudah demikian, goyangkan kepala, lakukan gerakan stretching ringan sambil menyetir dan mendengarkan musik. Tapi bila mengantuk, jangan teruskan. Berhenti dan tidur sebentar. Iangat, jangan sembarang berhenti di tempat yang tidak kita kenal. Paling kondusif di SPBU.
Bagaimana? Mau jalan kemana kita?

Info Tips Mengemudi Antar Kota Rating: 4.5 Diposkan Oleh: anton
Terima kasih sudah berkomentar