Pantai yakni tempat libur favorit bagi sebagian besar keluarga. Tapi bila anda berencana mengunjungi Pantai Parangtritis Yogyakarta, hindari hari libur nasional. Pantai Parangtritis yakni bab dari obyek wisata Yogyakarta sebagai kawasan tujuan wisata utama nasional, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta akan mengagendakan kunjungan ke pantai Parangtritis juga.
Jalan dari Yogyakarta ke kota Bantul cukup lebar dan mulus, namun dari kota Bantul ke Parangtritis jalan menyempit dari 4 jalur ke 2 jalur. Di hari libur nasional kendaraan di jalur ini merambat total. Lampu kemudian lintas di
perempatan jalan tidak diatur sedemikian rupa semoga memprioritaskan arah Yogya – Parangtritis dan sebaliknya. Selain itu agak mengherankan tidak tampak polisi kemudian lintas di setiap perempatan, hanya perempatan tertentu saja.Sebelum pintu gerbang pantai Parangtritis, anda dapat berbelok kekanan ke pantai Depok. Pantai ini sangat curam, berbahaya untuk bermain air. Namun disini anda dapat menikmati makan hidangan laut. Anda dapat membeli ikan di pasar ikan yang berada di pantai itu kemudian meminta warung memasakkan untuk anda, atau anda membeli semuanya pribadi di warung tersebut. Masakan mereka tidak mengecewakan enak, namun harganya agak mahal. Di pantai ini anda juga dapat membeli peyek udang, peyek jingking dan peyek undur-undur, yang dijual oleh mbak-mbak gendongan. Anda juga dapat duduk di warung memandang maritim yang panas sambil minum es kelapa muda. Mungkin warung-warung itu harus mulai ditata supaya tidak terlalu erat dengan pantai yang berarti mengurangi jatah pengunjung yang tidak ingin makan.
Dari pantai Depok anda tidak perlu balik lagi ke jalan utama untuk menuju pantai Parangtritis. Anda cukup menyusur pantai diantara gumuk pasir (sering untuk syuting videoklip) hingga ke pantai Parangkusumo. Pantai Parangkusumo ini agak sepi, tapi pantai ini sering dipakai untuk upacara larung sesaji, contohnya saat suronan. Dari pantai ini anda dapat belok kekiri menuju jalan utama. Di ujung jalan anda akan melihat makam Syeh Maulana Mahribi. Saya sendiri belum tahu sejarahnya alasannya yakni harus berjalan kaki menaiki bukit.
Dari pertigaan itu anda sudah erat sekali dengan pantai Parangtritis. Saat ini sudah dibangun terminal gres sebelum pantai lama. Namun terminal gres ini masih sepi dan dalam masa promosi. Dipantai usang yang landai ini, seluruh keluarga dapat bermain air. Untuk balita, kini ada kolam buatan dari plastik, yang cukup aman. Sedangkan lainnya dapat bermain dipantai. Tidak menyerupai film Baywatch dimana pantai mempunyai gardu-gardu pandang kecil untuk mengawasi pengunjung, pantai Parangtritis hanya mempunyai satu tenda erat pantai. Makara anda harus menjaga diri sendiri dan keluarga agak tidak terbawa suasana, yang akibatnya terbawa arus ke tengah.
Suasana pantai Parangtritis ini sangat kacau karena manusia, kuda, sepeda motor dan ATV tumplek blek dipinggir pantai. Ini berbahaya alasannya yakni dulu aku pernah melihat salah satu kuda mengamuk dan menerjang orang-orang berjualan. Belum lagi kotoran yang berceceran bercampur air maritim dapat mengakibatkan kulit gatal, bahkan tetanus. Demikian pula sepeda motor dan ATV yang sliwar sliwer dapat saja menabrak anak kecil.
Anda juga dapat menikmati keindahan pantai dari atas bukit, dengan meneruskan jalan yang terus naik sesudah pantai Parangtritis. Dari sana pemandangannya sangat indah, tapi jalan sangat menanjak, berhati-hatilah bila mengendarai sepeda motor.
Kebanyakan pengunjung pulang sesudah matahari terbenam. Memang indah…
Jumat, 12 Oktober 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon