Belakangan muncul beberapa tempat wisata yang ngehits buat narsis di Jogja, salah satunya Tlatar Seneng di Kawasan Obyek Wisata Taman Tebing Breksi yang jika difoto menyerupai sedang di Mesir aja.
Di daerah ini gres diresmikan 1 tahun dan pribadi ngehits berkat foto-foto selfie pengunjung. nantinya akan dibangun sebuah kompleks wisata. Pembangunannya sebagai daerah wisata merupakan solusi atas pelarangan Tebing Breksi sebagai area penambangan batu. Tebing Breksi merupakan endapan vulkanik dari Gunung Api Purba.
Menuju ke daerah ini cukup mudah, dari Prambanan ke selatan, masuk Jl Raya Piyungan. Belokan ke arah candi terletak antara belokan ke candi Boko (yang lewat jalan kampung) dan belokan kearah Dome Teletubbies.
Makara jika teman-teman berwisata ke daerah ini aku sarankan tebang habis, mulai sarapan soto bathok mbah Katrok dulu di candi Sambisari, lanjut ke Prambanan, Boko, Tebing Breksi, Candi Ijo, Dome Teletubbies, Gunung Api Purba dan Embung Nglanggeran.
Itu jejer-jejer saja. Bisa juga arahnya dibalik dari selatan ke utara. Kalau masih ada waktu, masih banyak obyek wisata disekitar sana atau bablas ke obyek wisata air Gunungkidul.
Baca: Nasi Merah Bukit Indah Resto Jl Wonosari
Sudah usang pengin ke tempat ini alasannya ialah selalu menerima iming-iming foto amazing, tapi ragu-ragu terus alasannya ialah caption yang aku baca selalu menyampaikan medan sulit dan di tebingnya itu nanti jalan kaki keatas. Padahal aku terang nggak bisa jika pakai program jalan kaki menanjak alasannya ialah keterbatasan pernapasan. Tapi kesannya bertekad lingkaran kesana. Masa iya seluruh Nusantara sudah, sementara aku yang di Jogja malah belum? Kalau toh hingga sana nggak besar lengan berkuasa naik, yo wes lah foto-foto aja dibawah.
Tembok terfavorit untuk selfie. |
Di Jl Raya Piyungan aku sempat balik alasannya ialah nggak nemu belokan ke arah Tebing Breksi yang seharusnya di kiri jalan. Entah mengapa waze dan google map malah bikin kesasar. Sempat masuk dari perempatan Sorogedug yang sejajar dengan jalan menuju Tebing Breksi. Dari sana memang ada jalan tapi terlalu sempit untuk mobil.
Ternyata plangnya ada tapi warna coklat, kalah besar dan kalah mencolok dengan plang Desa Wisata Sambirejo. Dari sana jalan beraspal. Memang tidak terlalu lebar tapi cukup nyaman untuk 2 kendaraan beroda empat bersimpangan. Mendekati Tebing Beksi jalan menanjak tapi nggak susah kok, ibu-ibu niscaya bisa. Pas masuk areanya memang jalan berbatu tapi nggak susah juga dan cuma beberapa meter untuk masuk kawasan. Aman deh.
Sampai santai sempurna jam 12.00. Hore matahari pas diatas kepala, kayak orang lagi kena setrap dari atas sana. Panas! Untung bawa payung besar-besar. Petugas semenjak pintu masuk helpful dan ramah. Semua berseragam. Saya kok mencicipi aura perubahan obyek-obyek wisata candi disana yang makin profesional. Mungkin justru alasannya ialah sudah diserahkan warga melalui pokdarwis (kelompok sadar wisata) sehingga ada rasa mempunyai dari warga. Semua tergerak untuk merawat dan bersaing dengan obyek wisata lain. Keren!
Masuk ke daerah ini membayar parkir Rp 2.000 untuk motor, Rp 5.000 untuk kendaraan beroda empat dan Rp 10.000 untuk bus. Sedangkan untuk insan seikhlasnya. Saya sarankan sih ditetapkan saja karcis masuk orang. Kalau masih bingung, nggak apa-apa seikhlasnya tapi diberi tanda terima. Ini untuk menjaga transparansi dan problem di kemudian hari dengan sesama anggota pokdawis.
Mengeker Jogja dari ketinggian. |
Kawasan wisata ini luas banget. Langsung takjub melihat dinding kapur tegak berdiri yang ternyata endapan vulkanik Gunung Api Purba. Belum lagi sebuah panggung teater terbuka menyerupai jaman kerajaaan Roma yang niscaya fantastik dimalam hari dalam sorotan lampu-lampu pertunjukan.
Lalu ke spot foto yang heboh itulah kami kesana. Kelihatan sangat tinggi, apalagi matahari pas melotot begitu bebatuannya menyilaukan. Tapi sesudah naik pelan-pelan dan sesekali istirahat, nyampai juga kok diatas. Anak-anak singkong pun nyantai aja hingga atas. Nggak seseram yang aku bayangkan. Aman deh. Hati-hati aja, jangan terlalu kasar alasannya ialah tidak ada pegangan, sementara dibagian dinding banyak orang nyender buat selfie.
Diatas, kita bisa melihat Jogja kepingan timur, lengkap dengan landasan bandara Adi Sutjipto. Ada pepohonan dan bangku juga buat yang mau berlama-lama bengong sambil memandang Jogja.
Setelah dari Tebing Breksi, jangan turun ke kota dulu, naik keatas lagi ke Candi Ijo. Tunggu dongeng di postingan mendatang.
Taman Tebing Breksi
Jl Candi Ijo KM 1,5
Sambirejo, Prambanan, Sleman. DIY
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon