Rabu, 08 Agustus 2018

Info Nasi Jamblang Stasiun Cirebon


Ini masih rentetan perjalanan saya di pantura Jawa tahun lalu, sambungan artikel sebelumnya. Sudah saya ceritakan bahwa rencana perjalanan yang sudah tersusun rapi karenanya awut-awutan sebab saya harus masuk UGD di Parakan. Karena itu, hingga Cirebon kami kemalaman dan kelaparan. Sebenarnya banyak rumah makan di kota-kota sebelumnya, tapi saya keukeuh ingin makan empal gentong. Sesuai yang rada abstrak mengingat perut saya tidak dapat dimasuki apa-apa, harus memaksakan diri makan sehingga tidak dapat
menikmati cita rasa masakan apapun.
Sampai di Cirebon waktu itu sudah sekitar jam 21.00. Jalanan sudah sepi. Kami juga harus berputar-putar di  
kota yang tidak kami kenal untuk mencari empal gentong. Beberapa ketika kemudian kami sadar bahwa telah melalui jalan yang sama lagi. Sempat ketemu beberapa warung empal gentong tapi sudah tutup. Makara kesimpulannya jam segitu memang sudah tidak ada warung empal gentong yang buka. Bahkan rumah makan lainnya banyak juga yang tutup. Ada sobat yang menunjukkan rumah makan dengan hidangan bermacam-macam tapi terkenal. Daaan.... sudah tutup juga!
Karena keputusan ada di tangan saya, saya memutuskan untuk makan seadanya. Heheheee.... Secara logika, jam segitu yang ada masakan biasanya sekitar stasiun atau terminal. Setelah muter-muter, ketemu juga dengan stasiun Cirebon. Disitu berderet warung tenda. Saya seruan semoga menyisir dulu hingga ujung untuk melihat apa yang mereka jual, gres kemudian balik untuk memilih.
Saat itu kami menemukan warung nasi jamblang yang letaknya di tengah. Menunya lain sendiri dibandingkan dengan warung lain yang umumnya dapat kita temui di banyak tempat, menyerupai penyetan, bakso, nasi goreng, dan sebagainya.
Nasi jamblang itu menyerupai angkringan di Jogja, tapi displaynya di meja-meja berkaki rendah, dan kita duduk didepan bakulnya, kayak di meja makan dirumah aja. Karena makannya berkumpul menyerupai itu, kita jadi dapat berinteraksi dengan penjual dan warga setempat. Kita dapat makan sambal ngobrol santai dengan orang yang tidak kita kenal. Sayangnya, sebab tidak fit, saya agak buru-buru ingin istirahat di mobil.
Yang khas dari nasi jamblang ialah alasnya dari daun jati. Lauknya banyak, macam-macam tinggal pilih. Favorit saya sate usus dan paru goreng yang basah. Kalau saya enggak sakit, niscaya sudah nambah bolak-balik tuh. Harganya saya tidak ingat, yang terang murah!
Untuk foto, saya gres nemu satu di akun twitter saya. Lainnya? Didalam laptop yang diambil perampok dirumah saya. :((

Info Nasi Jamblang Stasiun Cirebon Rating: 4.5 Diposkan Oleh: anton
Terima kasih sudah berkomentar