Jumat, 10 Agustus 2018

Info Ke Puncak Petronas Twin Tower

Ketika kita tiba ke suatu kawasan untuk tujuan melancong atau berwisata, yang pertama kita cari yaitu landmark. Setelah bertemu dengan landmark kawasan tersebut, kita menentukan cara masing-masing untuk mengenangnya. Ada yang menjelajah di seputaran landmark tersebut, ada yang menggali sejarahnya, dan tentu saja tak lupa berfoto-foto. Jika kita ke Kuala Lumpur, maka landmark yang mutlak harus dikunjungi yaitu Petronas Twin Tower.
Petronas Twin Tower pernah menjadi pencakar langit tertinggi didunia (452 meter) sebelum dikalahkan oleh Burj Khalifa di Dubai. Saking terkenalnya, menara kembar ini pernah menjadi lokasi shooting film Entrapment yang dibintangi Sean Connery dan Catherine Zetta Jones. Maka dari itu saya ingin naik hingga puncak.
Antrian tiket jam 08.15
Ternyata cukup sulit mencari blog yang pemiliknya sudah pernah naik hingga ke puncak, di lantai 88. Rata-rata hanya hingga Sky Bridge (jembatan yang menghubungkan dua menara

kembar itu) yang terletak di lantai 41, di ketinggian 170 meter. Alasannya, selain mahal, juga alasannya yaitu tiket yang dikeluarkan pengelola sangat terbatas. Ini alasannya yaitu Twin Tower tersebut memang tidak dimaksudkan untuk obyek wisata, melainkan sebagai sentra perkantoran. Pengelola tidak mau acara bisnis terganggu, selain mengingat tinggi menara yang memerlukan safety sangat ketat bagi pengunjung. Yang berhasil menerima tiket Sky Bridge menyarankan untuk pagi-pagi sekali tiba ke menara yang berada di kompleks KLCC (Kuala Lumpur Convention Center) alasannya yaitu antrian panjang. Bahkan ada yang menyarankan untuk tiba jam 06.00, sedangkan loket dibuka jam 09.00. Wah!
Meski sudah bertekad naik hingga puncak, saya cukup santai dan pasrah, berdiri pagi menyerupai biasa dan sarapan menyerupai biasa. Setelah sarapan, sekitar jam 08.00, saya naik taksi dari depan hotel menuju KLCC. KLCC ternyata masih sepi meskipun hari Minggu dan banyak pelancong dari Indonesia yang menyerbu KL alasannya yaitu mangkir hari kejepit. Loket ada di lantai bawah, dan ternyata antrian sudah panjang!
Sky Bridge
Polis wanita yang cantik-cantik dan ramah mengatur antrian. Harapan muncul saat petugas mulai mendata berapa tiket yang dibutuhkan para pengantri. Meski demikian, mereka belum sanggup memastikan berapa tiket yang akan dikeluarkan hingga puncak.Yang agak heran, ternyata peminat naik ke puncak didominasi bule-bule dan orang India. Orang Indonesia hanya satu rombongan saja dari Surabaya.
Satu orang boleh mengantri untuk lima tiket. Lainnya sanggup menunggu sambil melihat miniatur dan touch screen wacana Twin Tower & KL. Ada juga back drop untuk foto-foto tapi masih tertutup antrian. Setelah antrian yang cukup usang tapi tertib, kesannya kami menerima tiket hingga puncak. Yipeee!! I'm so lucky.
Harga tiket cukup umur hingga puncak untuk warga absurd RM80, sedangkan untuk belum dewasa 12 tahun kebawah cukup membayar RM30. Pembayaran sanggup dilakukan baik cash maupun memakai kartu kredit    Indonesia. Tiket sanggup dideteksi secara virtual dengan menyodorkannya pada sebuah layar untuk memantau keberadaan kita sendiri.
At Top
Sebelum naik, petugas membagikan kalung yang membedakan antara pengunjung yang hanya hingga Sky Bridge dan yang hingga puncak. Kami semua masuk lift yang sanggup muat 26 orang. Lift ini berkecepatan tinggi, jadi bila dilihat pergantian angka penunjuk levelnya menyerupai hitungan detik saja, tidak usang menyerupai di mal pada umumnya. Supaya pengunjung tidak pusing, seluruh dinding ditutup foto. Tapi tetap saja indera pendengaran terasa pekak.
Sky Bridge ini yaitu tempat Sean Connery kejar-kejaran dengan penjahat hingga kesannya diledakkan. Heheheee.... Disini tidak ada apa-apa sih. Ya jembatan aja. Kita sanggup foto-foto dan mengagumi karya spektakular insan ini.
Setelah itu, pengunjung yang membeli tiket hingga puncak meneruskan perjalanan dengan lift yang lebih sempit, hanya muat 10 orang berbadan sedang merapat. Ternyata kami tidak sanggup hingga lantai 88, melainkan hanya hingga lantai 86. Keluar dari lift, terdapat semacam pembanding antara menara-menara tertinggi didunia. Hmmm.... sanggup nggak ya ke Burj Khalifa?
Kembaran 
Di lantai 86 itu terdapat banyak sekali miniatur twin tower, layar yang menggambarkan KL selama 24 jam dan beberapa teropong. Dari atas itu kita tidak sanggup melihat ujung bawah menara saking tingginya. Benar-benar mengagumkan. Kabarnya Pertamina akan membangun menara yang lebih tinggi lagi. Benarkah?
Ketika kembali, kita akan melewati tempat penjualan souvenir di lantai bawah. Meski tak sanggup dibilang murah, juga tidak terlalu mahal. Sesuai dengan tempatnya lah. Poin plus untuk para petugas berseragam polis yang masih muda-muda dan sangat ramah, semenjak antri tiket hingga program selesai. Salut.
Sedikit tips bagi yang berusaha memfoto diri didepan menara kembar, bahwa itu cukup sulit dilakukan heheheee.... Paling gampang yaitu yang difoto berdiri, yang memfoto rebahan. Nggak tau aib deh, syarat utamanya. Kalau tidak mau rebahan ya mundur agak jauh, semoga kedua menara tampak hingga pucuk dan yang difoto pas ditengahnya. Di taman didepannya ada tembok-tembok pembatas tanaman. Bisa juga yang difoto naik kesitu, sementara yang memfoto tetap di bawah.
Seru! Tunggu dongeng KL selanjutnya ya. Masih banyak. Heheheheeee.....

Info Ke Puncak Petronas Twin Tower Rating: 4.5 Diposkan Oleh: anton
Terima kasih sudah berkomentar