Serabi aneka isi: original, pisang dan coklat. |
Meskipun kadang tidak mau berterus-terang alasannya yaitu takut merepotkan, saudara, tetangga dan teman-teman niscaya mengharapkan buah tangan sekembali kita dari sebuah perjalanan. Oleh-oleh yang paling fleksibel yaitu masakan alasannya yaitu tidak perlu memikirkan ukuran, perlu atau tidak, cukup atau tidak, niscaya diterima dengan bahagia hati. Anggarannya pun bisa menyesuaikan. Kalau mampunya yang murah meriah, beli saja beberapa kilo kudapan kering yang bisa di bagi-bagi lagi dalam beberapa bungkus. Kalau anggaran agak longgar, bisa membeli banyak sekali macam masakan khas.
Yang perlu diwaspadai bila memberi buah tangan masakan yaitu kapan kita akan bertemu dengan orang yang akan kita beri buah tangan itu. Jika waktunya masih lama, belilah masakan kering sehingga tidak basi. Makanan kering sekalipun, harus diperhatikan tanggal kedaluarsanya. Jika belum kedaluarsa, perhatikan kemasan dan penampilan makanan. Penyimpanan atau pemajangan yang tidak benar, bisa menciptakan masakan tersebut tidak lezat lagi untuk dikonsumsi.
Ibu penjual serabi pinggir jalan |
Tidak sulit mencari buah tangan masakan khas Solo alasannya yaitu sebagai kota tujuan wisata, Solo sudah siap dengan banyak sekali pilihan. Ketika saya ke Solo bulan Mei 2013, sesungguhnya saya sangat mengharapkan bisa mampir ke toko Orion untuk membeli kudapan elok mandarinnya yang populer itu. Sayangnya, aktivitas saya cukup padat dan saat ada waktu luang saya malah harus mengejar pesawat pulang. Meski begitu, ada beberapa buah tangan yang sempat saya beli.
Serabi Notosuman yaitu buah tangan khas Solo yang sangat terkenal. Sebenarnya kita bisa membeli serabi di banyak tempat, selain di Notosuman. Saya sendiri berhasil membeli serabi di dua kawasan yang berbeda, yaitu serabi yang berada di pinggir Jalan Slamet Riyadi dan serabi Notosuman. Serabi yang dipinggir jalan memakai gerobak mirip pedagang kakilima. Serabinya masih hangat alasannya yaitu dimasak ditempat. Oleh-oleh ini tidak saya bawa pulang, melainkan saya bagikan ke teman-teman saya di seminar, yang tidak mau menyelinap mirip saya untuk mencari petualangan. Heheheee....
Serabi Notosuman, cabang. |
Serabi Notosuman tidak saya beli di pusatnya, melainkan di cabangnya di halaman sebuah toko souvenir dalam perjalanan ke bandara untuk pulang. Tempat itu ditunjukkan oleh sopir taksi. Kedua serabi itu enak, tapi serabi Notosuman lebih lezat alasannya yaitu santannya lebih terasa dan gurih. Serabi Notosuman sudah membuka cabang di beberapa kota. Favorit saya yaitu rasa original. Rasa lain jadi mirip tidak makan serabi. Serabi Notosuman ini cukup awet, tidak kedaluwarsa sehari meski ada santan didalamnya. Apalagi bila dimasukkan kedalam kulkas, bisa tahan lebih lama. Harga untuk satu dos serabi pinggir jalan lima belas ribu rupiah, sedangkan yang Notosuman saya lupa.
Intip |
Oleh-oleh lain yang selalu dipajang di toko-toko yaitu intip. Intip yaitu nasi yang dikeringkan kemudian digoreng. Yang original tidak berasa apa-apa mirip nasi, tapi yang dijual di Solo sudah dibumbui sehingga rasanya gurih cenderung asin. Sebagai embel-embel dan penyeimbang rasa, ditambahkan pula sedikit karamel. Intip di Solo memakai cetakan mirip helm. Meski sangat ringan tapi membawanya perlu ruang agak banyak. Harga satu helm-nya, eh harga satu lingkaran intip sepuluh ribu rupiah. Sudah murah, besar, ringan dan lezat pula. Cocok untuk buah tangan warga satu kampung.
Jika benar-benar tak ada waktu dan resah buah tangan apa yang harus dibawa, beli saja di bandara Adi Soemarmo. Kios-kios yang terletak didepan ruang tunggu persis ini menjual semua brand buah tangan masakan yang ada di Solo termasuk serabi Notosuman. Namun selain sudah dingin, harganya sedikit lebih tinggi, tapi tak mahal.
Kedai buah tangan masakan di bandara Adi Soemarmo |
Nah, sudah ada beberapa inspirasi buah tangan kaaan.... Jangan lupa kirimi saya kalau pergi ke Solo, yaaa.... :))
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon