Selama hobi icip-icip sana-sini, resto ramen paling memuaskan itu ya di Bandung. Entah mengapa ramen di kota lain jadi seolah-olah mie rebus. Heheheee.... Nikkou Ramen ini sering aku lewati dan selalu penuh sepeda motor didepannya, khas resto favorit mahasiswa. Baru hari Jumat kemudian mampir kesini dan memang aku ibu-ibu sendiri. Resto ini kecil saja, jadi kemana para pemilik motor itu ya?
Rupanya diatas juga sanggup ditempati. Interiornya juga minimalis, hanya dingklik dan meja kayu polos. Saya tiba sempurna pada jam sholat Jumat. Didalam masih ada beberapa cewek berjilbab dengan cowoknya. Salut dengan tukang parkir dan para karyawan (semua laki-laki) yang sehabis merapikan kendaraan dan mendapatkan pesanan pamit sholat Jumat dulu. Hanya tinggal satu karyawan penjaga kasir. Seharusnya perjaka yang terindikasi mahasiswa tadi aib ya. Atau mungkin memang bukan Muslim.
Pulang dari sholat Jumat, buru-buru para karyawan mengenakan celemek merah dan melayani. Cepet banget lo siapnya.
Dari mangkok jumbonya sudah rada optimis, seolah-olah dengan yang di Bandung. Kuahnya lebih bening tapi mie-nya sudah okelah. Saya juga memesan udon. Bedanya dengan ramen, mie udon lebih lebar. Meski kelihatannya lebih banyak kuah daripada isi, tapi sehabis menghabiskan isinya ternyata cukup mengenyangkan, hingga nggak sanggup menghabiskan kuahnya. Segar untuk trend penghujan begini.
Gyugyu ramen Rp 15.000,-. Miruku Ti Rp 6.000,- |
Harga-harga di Nikkou Ramen termasuk murah, cocoklah untuk mahasiswa seminggu sekali nraktir gebetannya. Heheheee....
Recommended untuk yang cari kudapan alternatif bakso. Dibandingkan dengan masakan Korea, aku lebih cocok dengan masakan Jepang. Waktu pulang semua karyawan mengucapkan, "Arigatou gozaimasu". :))
Udon seafood Rp 17.500,-. Ichigo squash Rp 6.000,-. |
Nikkou Ramen
Jl. A. M. Sangaji 90 Jogja
Telpon 08170427772
Sebelum menutup artikel, aku sedang berduka sebab artikel aku wacana Waduk Koto Panjang masuk sandbox dari google. Nggak paham mengapa sanggup masuk sandbox padahal teman-teman tahu sendiri aku jarang macem-macem optimasi, bahkan tidak pernah nyepam. Memang ada satu link hidup aku masukkan sebab aku butuh data kedalaman danau tersebut. Saya sudah protes dengan berkirim email dan kini sedang mencoba cara lain, ialah memasukkan link-nya ke artikel lain. Semoga berhasil. :))
Sebelum menutup artikel, aku sedang berduka sebab artikel aku wacana Waduk Koto Panjang masuk sandbox dari google. Nggak paham mengapa sanggup masuk sandbox padahal teman-teman tahu sendiri aku jarang macem-macem optimasi, bahkan tidak pernah nyepam. Memang ada satu link hidup aku masukkan sebab aku butuh data kedalaman danau tersebut. Saya sudah protes dengan berkirim email dan kini sedang mencoba cara lain, ialah memasukkan link-nya ke artikel lain. Semoga berhasil. :))
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon