Yuk Guys wisata unik-unik di Pulau Bali, yah tentunya pengalaman berliburmu akan terkenang dan berkesan ekspetakuler dong. Cuss pribadi saja arahkan kendaraannmu ke Kabupaten Buleleng, oh iya obyek wisata kali ini akan melihat serunya “Tari Grbug Ende”. Namun tarian budaya ini hanya akan dilaksanakan diantara bulan Oktober dan Desember disaat masyarakat final menanam jagung.
Sebagai daerah wisata populer, tentunya tak begitu mengherankan kalau Bali digempur dengan budayanya yang masih melekat. Hal ini dikarenakan bahwa sejatinya yang berlibur kesini bukan hanya wisatawan lokal saja, melainkan wisatawan mancanegara dari aneka macam macam suku dan bangsa serta karakter, adat-istiadat, dan kebudayaan yang berbeda.
Walaupun gempuran modernitas terus-menerus menerjang, secara umum dikuasai masyarakat Bali tak sedikitpun melupakan awal sejarah dan tradisi nenek moyang yang sudah sewajibnya dipertahankan hingga kapanpun. Oke kita lanjutkan kepembahasan awal yaitu Tari Gebug Ende yang patut untuk dilihat keunikannya.
Dilihat dari gerakannya, tarian ini mempunyai gerakan persis menyerupai halnya gerakan silat. Yang membedakannya terletak pada sarana yang digunakannya yaitu memakai Tamiang ( Perisai ) yang terbuat dari kulit sapi dan rotan sebagai alat pemukulnya. Pementasan tarian ini hampir serupa dengan perang tanding yang saling berbalas pukulan diantara pesertanya.
Penamaan Gebug Ende juga bersahabat dengan sebutan “Gebug Seraya” yang didasarkan dari daerah dimana kesenian ini berasal. Tari Gebug Ende ini hanya boleh dimainkan oleh para laki-laki sampaumur maupun anak-anak. Kata Gebug Ende berasal dari kata ”Gebug” dan “Ende” yang berarti memukul dimana alat pemukulnya berupa rotan yang panjang hingga sekitar 1,5 – 2 meter dan alat untuk menangkisnya berjulukan Ende.
Ende ( perisai ) dibentuk dari materi kulit sapi keringkan yang lalu dianyam berbentuk lingkaran. Dikisahkan pada jaman dahulu krama Desa Seraya merupakan prajurit perang Raja Karangasem yang ditugaskan untuk “menggebug” atau menyerang daerah Lombok. Dari jaman kerajaan, jiwa dan semangat kesatria Desa Seraya masih tetap menyala hingga kini.
Dengan perkembangnya jaman dan berjalannya waktu, maka terciptalah sebuah tarian Gebug Ende yang secara turun temurun sanggup kita saksikan hingga kini. Lokasi pementasan Tari Gebug Ende sanggup dilaksanakan dimana saja asalkan medannya datar. Untuk ukuran areal hanya diubahsuaikan dengan kondisi medianya saja.
Untuk keamanan pemain dari desakan penonton, area tersebut dibatasi dengan pembatas tali. Sementara Para Juru Banten melaksanakan ritual permohonan berkat biar permentasan tari Gebug Ende sanggup berjalan lancar yang mana sanggup menawarkan keberhasilan dan kemakmuran bagi Krama Seraya.
Oh iya Guys, selain di kabupaten Buleleng di daerah Lombok juga terdapat ritual serupa yang dinamakan dengan sebutan “Peresean”. Tradisi tari Gebug Ende merupakan salah satu diantara banyaknya cara untuk memuja Dewa Indra. Para akseptor tari Gebug Ende dihentikan mempunyai rasa murka rakus iri dan dendam.
Jika pembaca ingin tau dan ingin melihat secara pribadi tarian budata bali nn unik ini sanggup melihatnya di pelosok Desa Seraya, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Indonesia atau di di beberapa desa di Kecamatan Gerokgak.
Untuk menambah pegalamanmu ketika berwisata di Kabupaten Bulelng, anda sanggup meklanjutkan kegiatan liburanmu di :
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon