Ke Jogja tapi tidak ke Malioboro? Berarti belum sah! Lho, memangnya kenapa harus ke Malioboro? Jawabnya tidak sanggup anda ketahui dalam satu hari. Meskipun Malioboro hanya satu jalan lurus dari stasiun Tugu hingga Keraton, tapi banyak yang sanggup anda temui atau lihat yang tidak ada di kota lain.
Nah, jikalau anda hanya punya satu hari untuk berada di
Malioboro, sisirlah dengan berjalan kaki dari utara hingga selatan. Bagi yang sudah beberapa kali ke Malioboro, biasanya tidak akan melalukan lagi alasannya pribadi menuju ke daerah favorite. Mengapa dari utara ke selatan? Karena di jalan Malioboro diberlakukan kemudian lintas satu arah, dari utara menuju ke selatan, jadi sanggup sekalian ngirit transportasi.
Atraksi utama Malioboro bersama-sama yaitu pedagang kaki lima sepanjang jalan yang menjual banyak sekali jenis kerajinan, dari mulai baju batik, aksesoris, kaos, sandal, tas dan masih banyak lagi. Soal harga, silakan anda tawar habis. Di Pasar Beringharjo, anda sanggup juga menemui jenis produk yang hampir sama, namun anda tidak akan sanggup terlalu banyak menawar alasannya harganya sudah agak dibawah yang berjualan di trotoar Malioboro. Namun begitu, banyak yang produk unik disepanjang jalan Malioboro yang tidak ada di pasar Beringharjo. Bahkan anda sanggup menemui banyak pembuat tato temporer di sepanjang Malioboro. Sayangnya juga, kini produk pabrik murah menyerupai sandal plastic-pun ikut dijual disana. Mungkin paguyuban pedagang Malioboro harus instropeksi untuk menjaga keunikan Malioboro.
Daya tarik pedagang kaki lima ini juga menghidupkan toko-toko disepanjang jalan Malioboro. Toko-toko batik sanggup ditemukan dengan pilihan yang sangat banyak, bahkan digang-gang sekitarnya banyak toko-toko batik kecil yang mendesign sendiri untuk konsumsi dan size orang Eropa. Harganya tidak terlalu mahal, namun nyaman dikenakan untuk orang yang berukuran besar dan designnya tidak pasaran. Selain itu juga terdapat toko-toko souvenir dengan harga memasang harga pas, contohnya Mirota Batik dan Prodo. Jika anda tidak arif menawar, anda sanggup membeli souvenir di toko-toko tersebut.
Salah satu yang menjadi buruan para pelancong yaitu kaos dagadu, yang aslinya hanya yang di lantai bawah Mal Malioboro. Namun jiplakannya sanggup anda beli sepanjang jalan Malioboro hingga ke gang-gang sempit disekitarnya. Harga tentunya selisih banyak dengan yang asli, bahkan masih sanggup ditawar. Tapi apakah anda tidak aib memberi buah tangan yang tidak asli? Selain dagadu, kini sudah bermunculan kaos khas Jogja brand lain contohnya Dadung, Canting, dan sebagainya. Terserah selera anda saja.
Soal makanan, mungkin agak merepotkan di siang hari. Selain jumlahnya sangat sedikit, juga tampak tidak bersih. Untuk siang hari, lebih kondusif anda makan di mal saja, yang berarti anda tidak mendapat yang khas Jogja. Anda sanggup juga mencoba membeli makan di pasar Beringharjo. Didepan pasar banyak penjual pecel, tapi tidak ada daerah duduk yang nyaman. Jika ingin kuliner yang lebih mengenyangkan, anda sanggup naik ke lantai 2 dan 3. Disana ada beberapa penjual gado-gado dan soto yang cukup lezat dan murah. Selain itu, yang ada disepanjang jalan Malioboro paling banter jualan bakso.
Nah, untuk malam hari, masakan khas Jogja mulai merambah Malioboro. Setelah maghrib sudah ada, dan semakin banyak sesudah toko-toko dan pedagang souvenir kaki lima tutup alasannya daerah mereka gentian. Segala macam sajian dari mulai ayam, belibis lele dan tentu saja gudeg berderet-deret. Tapi jangan lupa untuk menentukan warung yang mempunyai daftar harga alasannya banyak yang “dipentung” dengan harga tidak masuk akal oleh pemilik warung yang nakal, apalagi alasannya anda dari luar kota. Mereka berpikir tidak apa-apa anda kecewa, toh belum tentu tahun depan anda sanggup ke Jogja lagi.
Anda juga harus bersiap jikalau kecapekan, alasannya dingklik taman yang tersedia, letaknya jauh diujung selatan jalan Malioboro, didepan Gedung Agung dan Benteng Vredeburg. Jika anda sudah tidak berpengaruh berjalan sebelum mencapai daerah tersebut, anda terpaksa masuk ke mal menyerupai Mal Malioboro dan Ramai untuk duduk yang tidak gratis alias duduk di restorannya sambil paling tidak minum. Tempat istirahat gratis ada juga jikalau anda ingin sekalian sholat, contohnya di mushola Al-Fath. Mesjid ada di ujung selatan, diluar jalan Malioboro, tepatnya mesjid Agung di alun-alun Utara.
Gimana? Mau ke Malioboro pulang kampung kali ini? Satu hal lagi, H+2 hingga H+7 Lebaran, Malioboro akan benar-benar padat macet total, alasannya pemudik tujuan kota-kota sekitar Jogja akan masuk menyerbu Jogja untuk sekedar jalan-jalan, cari oleh-oleh, bahkan kulakan kerajinan. Siapkan kesabaran dan fisik. Bagi-bagi ceritanya yaaa….
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon