Sore hujan rintik nggak harus beli gorengan, sesekali coba Dimsum Edane di Jl Magelang (Jamal) Jogja.
Saya tahu dimsum ini sudah usang tapi gres kemarin mampir alasannya yakni timingnya tepat, yaitu sore hari masbodoh dan nggak pengin makan berat. Selain itu pas kemudian lintas agak selo. Letak warung yang erat dengan traffic light Jl Magelang - Selokan Mataram menyulitkan parkir. Sebenarnya nggak erat banget dengan perempatan atau simpang, tapi di jam sibuk pengendara suka ngawur.
Dimsum memang bukanlah cemilan yang mengenyangkan tapi sekedar untuk memanjakan mulut.
Kalau yang menciptakan pandai, dimsum akan bertekstur lembut, tidak padat menyerupai siomay. Tapi di Indonesia ini seringkali penjual dimsum juga menjual siomay. Mungkin alasannya yakni bahannya hampir sama, jadi sekalian saja. Di warung inipun begitu, meski disebelahnya persis yakni warung siomay.
Daftar sajian yang disodorkan cukup familiar alasannya yakni kami penggemar dimsum. Kami menentukan semua dimsum yang bentuknya menarik, tidak siomay (karena sudah biasa) dan tidak sushi (karena ada nasinya). Pesanan tiba tidak usang kemudian. Dan pribadi menarik hati melihat penampilannya.
Atas: tofu udang Rp 11.000, kocoi Rp 11.000 Bawah: tim pangsit kepiting Rp 11.000, hakau Rp 11.000 |
Harga es teh Rp 3.000.
Kami memesan hakau yang tak pernah kami lewatkan di warung dimsum manapun, tofu udang, kocoi dan tim pangsit kepiting.
Untuk minum, kami hanya pesan es teh, Sepintas, dimsumnya menyerupai yang kami harapkan, yaitu berkulit tipis dan tampak lembut. Setelah di mulut, ternyata beneran teksturnya lembut. Sekejap saja dimsum tersebut tandas. Enak.
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon