Candi Sambisari memang tidak seterkenal candi Prambanan didekatnya, tapi ia mempunyai keunikan tersendiri.
Dari arah pintu masuk. |
Letak candi Sambisari berada diantara Jogja dan Prambanan, gampang ditempuh dengan kendaraan eksklusif menyusuri Jl Raya Jogja - Solo. Untuk kendaraan umum, perlu menyambung memakai ojek alasannya ialah tidak ada kendaraan umum yang belok ke arah candi. Kalau naik taksi dari Jogja juga masih terjangkau.
Meski sudah pernah mendengar namanya, tapi candi Sambisari masuk ke wishlist aku berkat Mbak Katro. Yah begitulah, lagi-lagi urusan perut dulu.
Baca: Soto Bathok Mbah Katro
Letak candi Sambisari pas di utara soto Mbah Katro. Makara idealnya sarapan dulu di Mbah Katro, gres jalan-jalan ke candi. Tapi jalan penghubung keduanya tidak sanggup dilalui mobil, hanya sepeda motor. Mobil harus memutar lewat perkampungan.
Dari arah samping candi. |
Candi Sambisari ini unik alasannya ialah posisinya yang seolah terpendam (candi pendem). Kalau baca di wikipedia sih, terpendamnya hingga 6,5 meter dibawah permukaan tanah akhir meletusnya gunung Merapi pada era ke 11. Wah melihat jaraknya hingga sejauh itu, kalau meletusnya kini dengan kekuatan yang sama, rumah aku pun akan terpendam. Meski begitu, terlihat bahwa para insinyur (maaf istilahnya) waktu itu sudah memikirkan saluran-saluran air yang masif sehingga tidak akan tergenang kalau hujan.
Sejarah singkatnya sanggup dibaca di https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sambisari. Yang jelas, candi utamanya berisi Lingga dan Yoni. Soal Lingga dan Yoni ini ada juga di candi di sekitaranya ibarat candi Ijo. Makara niscaya ada hubungannya antara candi-candi tersebut.
Jalan atau susukan air? |
Sayangnya disana tidak ada guide. Mungkin alasannya ialah masih terlalu pagi, gres buka. Bersama aku ada wisatawan absurd yang sudah membawa guide dari luar. Meski candinya kecil, aku punya kebiasaan mengajak guide untuk menawarkan penjelasan. Masa sih cuma mau selfie aja? Selain itu ada beberapa ibu yang niat banget dandannya, mungkin alasannya ialah memang mau selfie, jadi harus sabar menunggu mereka simpulan gres sanggup masuk candi.
Untuk masuk kesini cuma bayar Rp 2.000,- per orang. Saya hingga nggak percaya sanggup semurah itu. Untuk parkir, seikhlasnya alasannya ialah tidak ada parkir khusus. Saya numpang didepan sebuah toko dan membayar Rp 2.000 pada ibu-ibu parkir. Ada juga parkiran yang diberi atap, mungkin harus membayar lebih.
Makara kalau ke wilayah ini sanggup menerima wisata kuliner dan wisata candi sekaligus. Asik kan?
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon